Senin, 17 September 2012

Harapan Kosong


Kalian tahu ? betapa senangnya kita ketika hidup ini berjalan sesuai apa yang kita inginkan, itu seperti mimpi yang berubah menjadi nyata. Ketika kita menginginkan keberhasilan dan kita berhasil menggapai semuanya, ketika kita menginginkan kebahagiaan dan dengan semua yg telah kita lalui berhasil menemukan kebahagiaan itu. Betapa beruntungnya orang yang mendapatkan itu semua. Menjalani hidup sesuai mimpi. Ahh, sungguh indah.
            Tapi tahukah kalian? Ketika semuanya, kebahagiaan, keberhasilan. Selangkah lagi kau dapatkan. Namun, semuanya berbalik 180 derajat. Dan akhirnya kau tidak mendapatkannya. Itu diibaratkan seperti tubuh kita dilemparkan ke langit setinggi-tingginya lalu dijatuhkan kembali dengan keras ke tanah.  Meremukan tubuh, hancurkan angan, menyayat hati. Haha, tapi itulah yang aku rasakan. Semuanya seakan datang tepat pada waktunya, datang sesuai dengan apa yang aku harap. Tapi tiba-tiba harapan itu berbelok kearah yang salah dan pergi entah kemana.
            Entah harus berapa lama aku menahan rasa sakit ini, karena aku tak tahu apa yang mesti aku lakukan lagi, setelah tubuh dan hatiku remuk dibuatnya ketika dia mengenalkan seseorang yang begitu ia sukai, seseorang yang bernama edward. Aku merasa sudah tak ada tempatku lagi dihidupnya. Tak tahu arah tujuan hidup, aku merasa seperti mayat hidup yang berjalan tanpa arah. Menjalani hidup yang apa adanya.
            Aku tak tahu siapakah yang mesti disalahkan dalam hal ini. Apakah kau yang telah memberikan harapan? Ya, harapan kosong itu? Seakan waktu itu hidupku berwarna ketika kau memberikan sedikit harapan itu walau semuanya semu, kosong, busuk. Ataukah semua salahku yang dengan kepecundangannya tidak mampu mengatakan perasaan yang sebenarnya aku rasakan padamu. Apakah sebegitu pecundangnya aku sehingga tidak mampu berkata apa-apa jika berhadapan denganmu? Apakah aku yang terlalu berharap dari keramahtamahanmu, kepolosanmu, keluguanmu terhadapku, atau terhadap semua teman laki-lakimu?
            Namun, biarlah. Semua sudah menjadi bubur. Sekarang tinggal bagaimana mengolah bubur tersebut menjadi bubur ayam yang super lezat. Seperti yg kebanyakan orang bilang “ life must go on” aku bukan orang yang bodoh yang mengakhiri hidupnya hanya karena sebuah permasalahan kecil. Walaupun aku harus menjalani hidup dengan terpuruk, sulit memang mengembalikan keadaanku seperti semula. Memang tida ada yang mesti disalahkan. Itu sudah garis hidup yang diberikan tuhan kepada setiap orang. Apakah aku harus pergi dari hidumu karena keyakinan kita yang berbeda. Walaupun cinta yang telah tumbuh ini sulit untuk dilupakan. Memang, cinta dapat menembus segalanya, bahkan sebuah perbedaan keyakinan. Entahlah, apakah aku salah mencintaimu? Sulit untuk berbohong tentang perasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar